Kamis, 11 Desember 2008

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

PENGAJARAN BERDASARKAN MASALAH
Model pengajaran berdasarkan masalah lebih kompleks dibandingkan dengan model pembelajaran kooperati dan pengajaran langsung. Model pengajaran berdasarkan masalah mempunyai ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa tentang masalah yang autentik dan bermakna yang akan memberi kemudahan kepada para siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.
Model ini juga mempunyai beberapa ciri khusus yaitu adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu, penyelidikan autentik, menghasilkan produk/karya dan memamerkan produk tersebut serta adanya kerja sama. Masalah autentik adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung jika ditemukan penyelesaiannya. Sebagai contoh masalah autentik adalah ”bagaimanakah kita dapat memperbanyak bibit bunga mawar dalam waktu yang singkat supaya dapat memenuhi permintaan pasar” Apabila pemecahan terhadap masalah ini ditemukan, maka akan memberikan keuntungan secara ekonomis. Masalah seperti ”bagaimanakah kandungan klorofil daun pada tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tingkat intensitas cahanyanya berbeda” merupakan masalah akademis yang apabila ditemukan jawabannya belum dapat memberi manfaat praktis secara langsung.
Adapun landasan teoritik dan empirik model pengajaran berdasarkan masalah adalah gagasan dan ide-ide para ahli seperti Dewey dengan kelas demokratisnya, Piaget yang berpendapat bahwa adanya rasa ingin tahu pada anak akan memotivasi anak untuk secara aktif membangun tampilan dala otak mereka tentang lingkungan yang mereka hayati, Vygotsky yang merupakan tokoh dalam pengembangan konsep konstruktivisme yang merupakan konsep yang dianut dalam model pengajaran berdasarkan masalah.
Model pengajaran berdasarkan masalah juga mempunyai sintaks tertentu yang merupakan ciri khas dari model ini.
Sintaks Model Pengajaran Berdasarkan Masalah
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
NB : model pengajaran berdasarkan masalah yang sangat cocok diterapkan ada siswa kelas tinggi atau siswa yang bekal pengetahuan prasyaratnya sudah cukup.

MODEL PENGAJARAN LANGSUNG

PENGAJARAN LANGSUNG
Pengajaran langsung banyak diilhami oleh teori belajar sosial yang juga sering disebut belajar melalui observasi. Dalam bukunya Arends menyebutnya sebagai teori pemodelan tingkah laku. Tokoh lain yang menyumbang dasar pengembangan model pengajaran langsung John Dolard dan Neal Miller serta Albert Bandura yang mempercayai bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain.
Pemikiran mendasar dari model pengajaran langsung adalah bahwa siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya. Atas dasar pemikirian tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks.
Para pakar pada umumnya membedakan pengetahuan menjadi dua yaitu, pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.
Sintaks Model Pengajaran Langsung
Fase Peran Guru
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
2. Mendemonstrasikan keterampilan (pengetahuan prosedural) atau mempresentasikan pengetahuan (deklaratif) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
3. Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
5. memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-hari.
NB : pengajaran langsung yang cocok untuk diterapkan dalam mengajarkan prosedur kerja tertentu, langkah-langkah penggunaan alat tertentu atau materi-materi pelajaran yang sederhana dan tidak terlalu kompleks.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Hal yang penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat belajar dengan cara bekerja sama dengan teman. Bahwa teman yang lebih mampu dapat menolong teman yang lemah. Dan setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi.
Pakar-pakar yang memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan model pembelajaran kooperatif adalah John Dewey dan Herbert Thelan. Menurut Dewey kelas seharusnya merupakan cerminan masyarakat yang lebih besar
Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif seperti tipe STAD (Student Teams Achievement Division), tipe jigsaw dan investigasi kelompok dan pendekatan struktural. Keempat tipe tersebut mempunyai perbandingan seperti pada
Tipe STAD tujuan koqnitif yaitu Informasi akademik sederhana,Tujuan sosial yaitu Kerja kelompok dan kerja sama,Struktur timnya Kelompok heterogen dengan 4-5 orang anggota, Pemilihan topik pelajaran Biasanya guru,Tugas Utama Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya,Penilaian Tes mingguan,Pengakuan Lembar pengetahuan dan publikasi lain.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai sintaks tertentu yang merupakan ciri khususnya.

Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3
Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
NB : Demikianlah uraian singkat tentang model pembelajaran kooperatif yang sangat cocok untuk memberi bekal kepada siswa terampil hidup bermasyarakat.

Rabu, 10 Desember 2008

PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAKEM

PENGERTIAN
Pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan (PAKEM) adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap dan pemahaman berbagai sumber dan alat Bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
AKTIF : pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan
KREATIF :pembalajaran membangun kreatifitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan
EFEKTIF : efektifitas pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil belajar peserta didik
MENYENANGKAN : pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siapa saja
KOMPONEN PAKEM :
Mengalami
Komunikasi
Interaksi
Refleksi
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM IMPLEMENTASI PAKEM :
1. Memahami sifat anak
2. mengenal anak secara perorangan
3. memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4. mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masalah
5. menciptakan ruang kelas sebagai ruang belajar
6. membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
7. memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan aktifitas
ALASAN MENGAPA MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PERLU DIKEMBANGKAN DI INDONESIA, yaitu :
Ø PAKEM lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran
Ø PAKEM lebih memungkinkan, baik peserta didik maupun guru sama-sama kreatif
Ø PAKEM lebih memungkinkan ketercapaian suatu tujuan pembelajaran
Ø PAKEM lebih memungkinkan penggunaan waktu, materi dan media pembelajaran yang lebih efektif dan efisien

HAKEKAT IPA

  • HAKEKAT IPA
    Hakekat IPA sebagi proses merupakan suatu proses yang diperoleh melalui metode ilmiah. IPA tidak hanya kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang alam tetapi juag menekankan pada cara kerja , cara berpikir. Misalnya dalam melakukan penelitian, memahami IPA lebih dari hanya mengetahui fakta-fakta tetapi juaga memahami, mengumpulkan dan menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya.
    Tahapan-tahapan dalam proses :
    Ø Observasi
    Ø Masalah
    Ø Pemecahan masalah
    Ø Eksperimen
    Ø Variable
    Ø Pengumpulan data
    Ø Simpulan
    NB : dalam melakukan suatu proses IPA harus menggunakan metode ilmiah, maka tahapannya harus sistematis
    Hakekat IPA sebagai produk merupakan kumpulan hasil yang diperolh dari proses dengan menggunkan metode ilmiah yang tersusun secara sistematis dan lengkap.Produk IPA meliputi: FAKTA, KONSEP dan PRINSIP.
    Hakekat IPA sebagai pemupuk sikap ilmiah maksudnya IPA sebagai pemupuk sikap ilmiah yang mana melalui pembelajaran iPA dapat memupuk sikap ilmiah dalam diri siswa, sikap iliah yang dapat ditanamkan pada diri siswa antara lain :
    Ø Sikap ingin tahu
    Ø Sikap ingin mendapat sesuatu yang baru
    Ø Sikap kerja sama
    Ø Sikap tidak putus asa
    Ø Sikap tidak berprasngka
    Ø Sikap mawas dir
    Ø Sikap bertanggung jawab
    Ø Sikap berpikir bebas
    Ø Sikap disiplin diri
    Contoh : pembelajaran IPA pada kelas I semester I materi umumnya TUBUH
    Melalui kegiatan pembelajaran seperti : diskusi dan pengamatan maka secara tidak langsung guru sedang menanamkan sikap-sikap iliah seperti, sikap ingin tahu bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta bagaimana perawatannya, sikap ingin mendapat sesuatu yang baru yang tadinya siswa tidak tahu bagaiman cara merawat gigi dengan baik, maka dengan diskusi dan penjelasan guru siswa dapat mengetahui bagaiman cara merawat gigi yang baik. Kemudian dengan diskusi guru sudah mennamkan sikap kerja sama, sikap tidak berprasangka terhadap teman kelompok, dan sikap lainnya yang dapat ditanamkan lewat kegiatan diskusi dan pengamatan.